Rupanya orang melayu sudah pergi haji tahun 1880-an
Aku lahir tahun 1983. Terkejut jugak tengok orang melayu (Melayu Nusantara sudah sampai ke Makkah sekitar tahun 1880). Ini Melayu Klasik!
Di bawah ada sedikit koleksi yang aku kutip (printscreen) dari Museum of Islamic Art Doha,Qatar. Memang nampak kemelayuan pada rupa paras muka. Tapi apa pun anda lihat sendiri rupa melayu pada hari itu. Memang susah nak pergi haji tahun itu agaknya. Sekarang pun susah jugak.
Sekitar tahun 1880, ada seorang Dutch orientalis ni bernama Snouck Hurgronje (1857–1936) dengan telah hebatnya mengambil gamaar the old pilgrimage pada sekitar tahun itu.
Dan yang specialnya satu lagi..
The frontispiece of this Qur’an contains illustrations of the four holy shrines: Mecca, Medina, Jerusalem and Damascus (read:Syria). These images appear in cartouches at the top and bottom of each page from the first suras. The colophon gives the name of the calligrapher as Mustafa al-Rashed, a pupil of Mir Husain al-Sadiq Qablawi, and states that the Qur’an was illuminated by Hasan al-Sadiqi in 1226 AH (1811-12 CE)
And more of old Makkah 1880.
From this website http://mia.org.qa/exhibitions/hajj/en/ Islamic Museum Doha
Sila share!
















masyAllah. this is beautiful and amazing. thanks for sharing Web. hope all is good for you, nad and babies 🙂
missjewelz
November 18, 2013 at 2:11 pm
Yep I find it very interesting. Thanks for visiting the site
khairulorama
November 18, 2013 at 2:14 pm
saya pernah baca dari buku sejarah, kalau sejak tahun 1500an Haji dari Nusantara Sudah ada,kalau tahun 1800an bahkan pernah ada yg menjadi Imam Besar di Masjidil Haram yakni Syieh Muhammad Nawawi al-Bantani dari banten Jawa Barat, nah seperti KH Hasyiem Asyari tokok pergerakan Kemerdekakaan Indonesia ( kakek dari Presiden Abdurahman Wahid) juga tahun 1890an berhaji dan bersekolah di sana,
K H Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah sekaligus tokoh pergerakan Indonesia juga sudah berhaji , jadi jgn Heran Muslim Nusantara saat itu suda ada di Mekkah dan Madinah selain berhaji mereka juga Belajar Menimba Ilmu dari Ulama-Ulama di Jajirah Makkah dan Madinah, 1800an mah udah banyak Kapal2 perdangan dari jawa ke Makkah, dari Malaka lebih banyak lagi seharusnya
Nuruddin Oxymoron Araniri
October 12, 2014 at 7:44 pm
Salam pertemuan,
Terima kasih, kerana sampai di blog ini.
Mengenai post ini, ingin melihat betapa jauhnya pelayaran dan bukti pelayaran Melayu Nusantara ke benua-benua lain di dunia.
Betapa susahnya mencari ilmu pada zaman itu. Mungkin menaiki kapal sahaja, pada zaman ini kita semua boleh menaiki jet dan kapal terbang sahaja.
M Khairul
October 16, 2014 at 5:54 am